Minggu, 19 Mei 2024 10:11
busana muslimah

Didampingi Unimed, Perempuan Batu Bara Kembangkan Songket Tenun Khas Melayu Kekinian

Batubara (utamanews.com)

Oleh: Herda

Senin, 14 Okt 2019 20:54

Irfandi
flash sale baju bayi
Kaum perempuan merupakan subjek yang dapat dikembangkan potensinya dalam rangka meningkatkan peran dan tanggungjawab dalam pembangunan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Pemberdayaan perempuan merupakan hal penting yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat. Organisasi yang memberdayakan kaum perempuan adalah Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Pada saat ini desa Barung-barung sudah terdapat kelompok PKK yang diketuai oleh ibu Kepala Desa. Selama ini kegiatan kelompok PKK di desa Barung-barung hanya meliputi kegiatan arisan, dan pertemuan-pertemuan rutinitas saja. Hal ini berdampak pada rasa bosan bagi anggotanya, sehingga berdampak pada surutnya jumlah anggotan yang aktif di kelompok PKK.

Melihat kondisi ini, kepala desa Barung-barung Bapak Ilyas Efendi menyatakan serius untuk melakukan pemberdayaan bagi kaum wanita yang ada di desanya tersebut. Bentuk keseriusanya dapat dilihat antara lain, telah mengalokasikan anggaran bersumber dari dana desa untuk memberdayakan kaum perempuan di desanya.

"Sasaran aparat pemerintahan adalah meningkatkan pembangunan pedesaan yang juga diperlukan pada rumah tangga pedesaan meliputi segala kegiatan anggotanya, sumber penghasilan dan berbagai masalah yang dihadapi oleh perempuan desa dengan memberikan kegiatan-kegiatan dalam kelompok seperti memberi keterampilan di desa.
"Pemberian keterampilan seperti menjahit busana dan membordir dapat memberikan bekal wawasan yang lebih luas bagi perempuan. Keterampilan yang dimiliki perempuan dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha rumah tangga khususnya di desa", ungkapnya, Senin (14/10).

Menurut Kades Ilyas, dana tersebut sudah dimanfaatkan untuk membeli 3 buah mesin bordir, dengan harapan dapat membangun kreativitas perempuan serta upaya peningkatan perekonomian. Dengan adanya mesin bordir tersebut maka kegiatan Kelompok PKK diaktifkan kembali. Anggota melakukan latihan membordir dengan tutorial. Seorang anggota telah mampu membordir yang sederhana, tetapi kegiatan tersebut hanya berlangsung dalam waktu sebentar saja.

Hal tersebut menyebabkan anggota kelompok PKK merasa kegiatan tidak efektif karena mesin jahit tidak sebanding jumlahnya dengan anggota kelompok serta kerajinan yang dibuat tidak ada nilai inovasi dan kreasinya, hanya sebatas model yang telah dibuat secara turun menurun.

"Melihat kondisi perkembangan kerajinan ini saya cukup senang, akan tetapi saya tidak puas karena harus ada inovasi yang dikembangkan agar kebudayaan ini dapat maju dan bersaing dengan produk-produk sejenis. Oleh karena itu kami gandenglah pakar di bidang tata busana dari Unimed yang secara kebetulan juga melakukan pendampingan di desa ini, dan dampaknya selain memiliki modal semangat kreasi dan inovasi, modernitas kain songket dapat terlihat. Dan tidak hanya itu, limbah songket yang selama ini terbuang dapat bermanfaat menjadi asesoris yang memiliki nilai ekonomis", papar kepala desa inovatif di kabupaten Batubara tersebut.
Menanggapi hal tersebut Ketua Program Kemitraan Dra. Halida Hanim, M.Pd., didampingi anggota Tim, Dra. Armaini Rambe, M.Si., Fauziah Agustini, SE., MBA., mengungkapkan bahwa, potensi yang ada di Kabupaten Batu Bara sebagai penghasil songket terbesar di Sumatera Utara merupakan sebuah modal dasar untuk mengembangkan produk tersebut menjadi komuditi produk unggulan daerah.

"Songket Batu Bara merupakan bagian dari warisan budaya Melayu yang harus tetap lestari, akan tetapi apabila tidak dikombinasikan dengan daya kreasi dan inovasi akan menjadi produk yang dilupakan oleh masyarakat modern, karena tidak ada variasi bentuk yang kekinian. Oleh karena itu kita sedikit memberikan warna kreasi pada produk dan olahan limbah sehingga menjadi produk yang diminati masyarakat", pungkas dosen teknik Universitas Negeri Medan tersebut.

Ditambahkan beliau, program Kementerian Riset Dikti yang dilaksanakan oleh dosen Unimed akan melakukan pendampingan terhadap kerajinan sehingga benar-benar Batu Bara sebagai sentra kain songket sehingga menjadi produk unggulan daerah.

"Target kita untuk mengembangkan Songket Melayu menjadi tuan di negeri sendiri, sinergis dengan program kabupaten Batu Bara, tinggal memberikan keyakinan kepada ibu rumah tangga bahwa hasil dari menenun songket dapat menjadi mata pencarian, sembari melihat potensi pasar yang begitu terbuka dimana sepanjang pesisir pantai timur puak Melayu mendominasi, sehingga peluang pasar semangkin terbuka lebar, ditambah kreasi dan inovasi sehingga menjadi bagian kebutuhan sandang yang diperhitungkan", papar beliau.
Editor: Ade

T#g:BatubaraMelayuSongketUnimed
glazed
Berita Terkait
  • Rabu, 27 Mar 2024 19:57

    Pj Gubernur Sambut Baik Kejuaraan Golf Amatir di Sumut

    Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin menyambut baik kejuaraan golf North Sumatera Open yang akan digelar pada 23-25 April 2024. Selain pegolf nasional, kejuaraan ini juga akan diik


Bonnet Sleeping Double Sensyne Extendable Wireless Compatible Android Children Camcorder Silicone JBL Tune 510BT Ear Headphones
girl underwear 1 girl underwear 2 girl underwear 3 girl underwear 4
tiktok rss yt ig fb twitter

Tentang Kami    Pedoman Media Siber    Disclaimer    Iklan    Karir    Kontak

Copyright © 2013 - 2024 utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

⬆️