Sesuai dengan perkembangan transformasi digital, Kementerian BUMN meminta BUMN melakukan rekayasa administrasi dan bisnis proses dengan digitalisasi/teknologi informasi.
Demikian disampaikan oleh Deputi Bidang SDM & TI, Kementerian BUMN, Tedi Bharata, saat menutup acara The 3rd Indonesia Human Capital Summit 2021, di Jakarta, 18 November 2021.
Ia mengatakan BUMN diberi kesempatan untuk melakukan kajian terkait remote working karena perusahaan digital besar di dunia sudah 100 persen melakukan remote working, bahkan industri juga sudah mulai melakukannya.
"Kami persilakan BUMN memilah mana pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote working dan mana yang tidak. Cara penilaian kerja saat remote working tidak dilihat dari tingkat kehadiran tetapi apakah target yang diberikan bisa tercapai," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Kementerian BUMN ingin BUMN bisa terus bertumbuh tetapi tumbuh secara sehat.
"Untuk memastikan pertumbuhan BUMN dilakukan dengan sehat, kita memiliki koridor berupa core values AKHLAK. Kemarin Menteri BUMN membuka sesi IHCS dengan AKHLAK dan hari ini saya menutup acara juga dengan AKHLAK," ujar Tedi.
Pada kesempatan tersebut, Tedi juga menyatakan transformasi digital telah mengubah cara manusia berinteraksi.
Hal ini bisa dilihat dari penyelenggaraan The 3rd Indonesia Human Capital Summit 2021 yang dilakukan secara hybrid dengan kehadiran peserta yang jauh lebih banyak dari IHCS sebelumnya
Selama dua hari, penyelenggaraan IHCS 2021 telah banyak memberikan insights dan inspirasi yang menarik untuk Rethink. Reinvest. Reinvent dan Reshaping the Future of Human Capital Management.
IHCS pada hari pertama dibuka dengan pembahasan terkait disrupsi digital yang terjadi dan bagaimana perusahaan harus melakukan Transformasi Bisnis dan Transformasi Human Capital agar dapat menjadi pemenang di masing-masing industri.
"Pada hari pertama IHCS, kami membahas mengenai peran Transformasi HC dalam mendukung sustainability dari transformasi bisnis. Kami juga membahas mengenai karakteristik leadership yang perlu dikembangkan seperti Agility, GRIT, Growth Mindset, dan Ambidextrous," ujar Ketua Umum Forum Human Capital Indonesia, Alexandra Askandar, saat menutup acara IHCS 2021, hari ini, di Jakarta.
Di hari kedua, IHCS 2021 membahas dua topik besar yaitu women leadership dan youth leadership.
"Perempuan adalah leaders dengan karakter seperti empati, komunikasi, kolaborasi dan relationship yang menonjol. Hal ini selaras dengan paparan hari pertama, dimana Bapak Menteri BUMN menyebutkan bahwa kekuatan leader perempuan adalah empati. Dari sisi bisnis, disampaikan bahwa equality means business, dimana investor ke depan memiliki growing concern terhadap gender equality di perusahaan, ujar Alexandra.
Untuk itu, perlu adanya diversity dan inklusivitas untuk empower young and women leadership dalam kepemimpinan untuk memberikan nilai tambah dan mendorong kinerja bagi perusahaan.
"Pemerintah, akademisi dan perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan kebijakan dan ekosistem yang mendukung prinsip diversity, equity dan inclusion, dalam rangka mendukung pemberdayaan kepemimpinan perempuan dan kepemimpinan muda untuk mendorong pencapaian bisnis yang sustainable," ujar Alexandra.
Terkait kepemimpinan muda, ia menyatakan bahwa generasi muda yang penuh energi, inovasi, dan begitu familiar dengan dunia digital dapat dimanfaatkan untuk mencetak pemimpin yang inovatif dan adaptif.
"Digital transformation membutuhkan transformational dan future leaders yang dilengkapi dengan karakter spesifik, seperti business acumen, global mindset, driving execution dan AKHLAK. Untuk mengoptimalkan bonus demografi ke depan, maka talenta muda di perusahaan perlu dikembangkan dan dipersiapkan untuk menjawab tantangan di digital era," ujarnya.
Ditambahkan Alexandra bahwa IHCS tahun ini juga menghadirkan 3 tamu istimewa yaitu 2 perempuan muda berprestasi dalam olah raga panjat tebing dan catur, serta seorang disabilitas yang telah membawa inspirasi dan semangat dalam mengembangkan potensi diri sendiri.
Pemimpin transformasional dan visioner juga menjadi perhatian Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.
"Sosok pemimpin transformasional sering diidentikkan dengan dunia usaha dan dunia industri, namun sebenarnya dunia pendidikan membutuhkan pemimpin yang melakukan perubahan dari tantangan menjadi kesempatan," ujarnya pada sesi Digital Leadership: Digital Transformation and Transformational Leadership di IHCS 2021. Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama melahirkan pemimpin masa depan, pemimpin transformasional untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh di masa depan.
IHCS 2021 terselenggara dengan konsep hybrid dan diikuti oleh jumlah peserta yang jauh lebih banyak, yaitu lebih dari 14.000 ribu orang dengan menghadirkan 23 pembicara dalam dan luar negeri dengan mengusung 12 topik yang sangat insightful dan menginspirasi.
"Kami berharap insights dan inspirasi yang diperoleh dari IHCS selama dua hari ini dapat mendorong penyempurnaan kebijakan Human Capital di beberapa aspek seperti Agility, Talent Development, dan Gender Equality. IHCS akan terus hadir sebagai ajang berdiskusi, saling berbagi pengetahuan dan pandangan terkait pengembangan human capital Indonesia. Ke depan, kami akan terus menghadirkan insight-insight terbaru terkait pengembangan HCM di Indonesia dan membantu Kementerian BUMN menyiapkan roadmap pengembangan human capital di lingkungan BUMN," pungkas Alexandra.