Masinton Pasaribu adalah sosok tersohor. Aktivis '98' yang terkenal sangat kritis dan selalu bersuara lantang menyampaikan kebenaran.
Masinton Pasaribu selalu membela kepentingan rakyat kecil dan paling anti dengan tindakan kesewenang-wenangan.
Politikus PDI-Perjuangan ini menjabat anggota DPR RI dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024. Masinton Pasaribu baru saja mengakhiri masa jabatannya sebagai anggota DPR RI, pada 1 Oktober 2024.
Masinton Pasaribu adalah satu di antara anggota DPR RI paling beken (populer). Karena kepopulerannya itu, Masinton Pasaribu sering nongol di sejumlah televisi swasta nasional.
Masinton Pasaribu adalah salah satu tokoh nasional yang paling menentang kejahatan korupsi, kolusi dan nepotisme di tanah air.
Saat ini, Masinton Pasaribu mendapat mandat dari PDI-Perjuangan untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Tapanuli Tengah, berpasangan dengan Mahmud Effendi Lubis atau disingkat dengan paslon MAMA.
Mahmud Effendi Lubis merupakan pensiunan TNI AD yang saat ini berkiprah ke dunia politik. Mahmud Effendi Lubis juga dikenal sebagai tokoh masyarakat dan pengusaha sukses di Kota Pandan, Kabupaten Tapteng.
Pada Pilkada Tapteng 2024, Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Lubis atau dijuluki pasangan MAMA diusung PDI-Perjuangan dan Partai Buruh.
Visi dan misi MAMA adalah membawa perubahan untuk Kabupaten Tapanuli Tengah dengan tagline “Adil Untuk Semua”.
MAMA bertekad membuka selubung ‘Katak dalam Tempurung’ untuk mewujudkan Tapteng Naik Kelas, sehingga menjadi lebih baik dan maju dibanding Kabupaten lainnya di Sumatera Utara.
Masyarakat Tapteng akan hidup lebih sejahtera ke depan, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Masyarakat Tapteng harus yakin, bahwa pasangan MAMA akan mampu mewujudkan perubahan itu. Bila APBD Tapteng dikelola sesuai peruntukannya, Tapteng akan maju dan sejahtera.
Masinton Pasaribu memiliki “teman” di pemerintah pusat, tentu akan lebih mudah melobi anggaran untuk membangun Tapteng. Apa pun yang menjadi kebutuhan masyarakat, tentu akan dapat diwujudkan.
Sebagai putra yang lahir di Tapteng, Masinton Pasaribu mengaku telah menghirup udara peradaban di Tapteng, dan juga minum air kebebasan, maka menjadi kewajiban baginya kembali untuk membebaskan Tapteng.
“Saya lahir di Tapteng, kecil dan besar di Medan, kemudian berkarir di Jakarta. Kita tak lagi bisa berpikir seperti kungkungan katak dalam tempurung, yang membuat berpikir kita sempit dan bertindak semena-mena,” katanya.
Dengan pengalaman yang dia miliki akan digunakan untuk membangun Tapteng. Bukan sekadar maju, tapi Tapteng harus naik kelas. Syarat naik kelas itu, bersatunya sikap dan tindakan.
“Tapteng ini tidak bisa lagi dikungkungi dengan selubung katak dalam tempurung, seakan melihat Tapteng dari pojok yang sempit. Selubung ini harus dibuka, sehingga cakrawala berpikir kita lebih luas,” katanya.
Syarat naik kelas itu adalah kepemimpinan yang memiliki rekam jejak baik, punya pengetahuan, menjunjung tinggi adat istiadat dan peradaban.
“Kepemimpinan yang bisa melahirkan rasa adil untuk semua. Saya, Masinton Pasaribu bersama Mahmud Effendi berkomitmen untuk membangun Tapteng yang adil untuk semua,” katanya.
MAMA akan mewujudkan pemerintahan yang bersih melayani rakyat, bukan pemerintah yang semena-mena dan korupsi. APBD akan dikelola sebesar-besarnya untuk peningkatan fasilitas publik.