Masinton Pasaribu pertanyakan moralitas dan integritas komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tapanuli Tengah, mempertontonkan dagelan menolak pendaftaranya sebagai bakal calon Bupati Tapteng.
"Tontonan kekuasaan yang Aduh Bapak. Kekuasaan yang remeh temeh. Yes oke, sejarah mencatat itu. Itulah yang ingin kita perjuangkan hari ini, kekonyolan-kekonyolan seperti ini Bapak. Moralitas tidak punya lagi, integritas apalagi, profesionalisme tidak ada sama sekali, itulah yang terjadi hari ini. Yes oke. No problem,"ucap Masinton Pasaribu Rabu (4/9/2024) usai penutupan perpanjangan pendaftaran bakal calon Bupati dan wakil Bupati Tapanuli Tengah.
Penolakan pendaftaran itu kata Masinton Pasaribu bentuk pembegalan demokrasi rakyat Tapteng, hak partai politik PDI-Perjuangan dan Partai Buruh.
"Dan saudara mempertontonkan itu, terima kasih pak ketua, terima kasih teman-teman KPU. Saya ucapkan terima kasih karena hari ini rakyat tidak dikehendaki suaranya oleh kekonyolan dari saudara KPU," kata Masinton.
Kepada massa pendukung, Masinton Pasaribu menjelaskan, semua sudah menyaksikan proses ketidakadilan itu. Dia mengakui secara gamblang, bagaimana kesemena-menaan yang belum pernah dia temukan di tempat lain.
"Saya langsung saksikan. Tadinya saya cuma dengar cerita, bagaimana penindasan di Tapteng ini, dan nyata saya lihat,"kata Masinton Pasaribu.
Ternyata, memperjuangkan kebenaran itu tidak mudah. Tahapannya pun tidak mudah, bahkan ketika ada jalan konstitusioanal melalui mekanisme Pemilu, itu pun dihadang dengan calon tunggal.
"Namun, Ketum DPP PDI-PDI-Perjuangan, Megawati Soekarno Putri mengkoreksi tentang calon tunggal. Saya mendapat surat tugas ke Tapteng, menugaskan saya dan Pak Mahmud. Kemudian mengoreksi DPC kami yang tidak tepat, dengan menugaskan Sarma Hutajulu dari DPD PDIP Sumut menjadi Plt Ketua DPC PDIP Tapteng,"ujar Masinton.
Dia berharap, semua tetap semangat dan optimis dalam kegelapan pasti ada cahaya.
"Hari ini kita disalahkan, suatu saat kita akan menang dan mengalahkan kebatilan dan kejaliman itu," debutnya.
"Kita simbolkan gerakan kita dengan obor, sebagai penuntun kita dalam kegelapan, penuntun semangat kita untuk memperjuangkan keadilan. Kita berkumpul karena kesamaan semangat ingin perubahan. Kita semua ingin Tapteng baru yang adil untuk semua,” ujar Masinton menambahkan.
Ketua KPU, Wahid Pasaribu bersikukuh, bahwa berkas pencalonan harus diunggah ke sistem informasi pencalonan (Silon) KPU dan tak bisa mendaftar secara manual.