Sebanyak 18 pemuda asal Sumatera Utara mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan pertanian di Israel selama 10 bulan. Berdasarkan informasi yang diperoleh utamanews.com, beasiswa diberikan oleh Arava International Center of Agriculture Training (AICAT) kepada pemuda asal Kawasan Toba, yang proses seleksinya difasilitasi oleh Institut Teknologi Del, Laguboti.
Salah satu anak muda yang diberikan kesempatan adalah Lianty Simangunsong, perempuan asal Laguboti, Kab. Toba Samosir.
Lianty, mengetahui informasi ini dari seorang dosen di kampusnya dulu. Baginya, ini kesempatan emas karena Israel dinilai merupakan negara yang tepat untuk belajar mengenai teknologi pertanian.
"Awalnya, saya tahu informasi ini dari seorang dosen Bioproses di kampus saya (Institut Teknologi DEL) melalui grup WhatsApp. Ketika tahu adanya ini, saya langsung tertarik karena bisa menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas diri dan juga menambah pengetahuan tentang teknologi pertanian dari Israel", ujar Lianty.
Ada beberapa seleksi yang harus dilewati Lianty sebelum dinyatakan lulus menjadi peserta pelatihan, seperti seleksi administrasi, bahasa inggris, wawancara serta tes fisik.
"Setelah administrasi, saya mengiktui seleksi bahasa Inggris yang terdiri dari writing, dan speaking. Kami harus menuliskan alasan dan motivasi kami untuk mengikuti ini dalam bahasa inggris. Selain itu, tahun ini panitia menambahkan seleksi fisik karena sangat dibutuhkan ketika sedang mengikuti pelatihan", ujarnya.
Padatnya jadwal dan perbedaan cuaca membuat kondisi fisik peserta dibutuhkan agar mengikuti pelatihan dengan optimal", jelas Lianty.
Lianty dan 17 temannya merupakan peserta gelombang II dari program AICAT untuk pemuda asal Toba dan rencana akan berangkat pada Agustus 2019 mendatang dan mendapatkan pelatihan pertanian dengan metode learning by doing.
Ambil Resiko Demi Belajar Pertanian
Kerja keras dan berani mengambil resiko menghasilkan prestasi bagi Lianty. Tidak tanggung-tanggung, ia terbang langsung dari Jakarta ke Laguboti demi mengikuti seleksi pelatihan, padahal belum tentu lulus. Namun, ia tidak datang dengan tangan kosong. Ia banyak menghabiskan waktu untuk belajar tentang pertanian dan menulis dalam bahasa Inggris.
Baginya, ia tak ingin sia-sia ketika mengambil keputusan berat dalam hidupnya. "Kami akan berangkat pada Agustus ini, dan saat ini masih dalam proses administrasi keberangkatan, termasuk pengurusan visa. Senang bisa terpilih mengikuti kegiatan ini. Semoga bisa menjadi motivasi bagi anak-anak muda asal Tobasa untuk terus berprestasi dan kelak berguna bagi pertanian di wilayah Tobasa", ujar Lianty.
Alumni Bioproses IT DEL ini bahkan berani memutuskan keluar dari pekerjaannya demi kesempatan belajar ke Israel. Ketika ditanya kenapa berani melakukan itu (resign) ketika belum ada kepastian akan lulus, Lianty menjawab dengan singkat dan tenang. "Hidup ini pilihan."