Pada hal ini mahasiswa program studi kesejahteraan sosial FISIP USU yaitu Viona Enjelita Simaremare (220902009), Dedek Jihan Nasution (220902019), Silvia N Rajagukguk (220902031), Erga Dwo Winatra (220902059), Vannya Tesalonika Panggabean (220902053), dan Yulita Sembiring (220902117) melakukan Praktik Kuliah Lapangan PKL di Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa Jl. Limau Manis Pasar 14 No.88. Desa Medan Sinembah, Kec. Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Tujuan dari Praktik Kuliah Lapangan (PKL) ini adalah untuk mengetahui metode pelayanan yang digunakan Panti Rehabilitasi dalam melakukan proses rehabilitasi terhadap para resident serta pemenuhan tugas mata kuliah Ganguan Penyalahgunaan Zat yang diampu oleh Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos, M.Sos. 

Pemulihan pecandu narkoba sulit dan tidak mudah. Faktor penyebab pecandu berhenti menggunakan adalah motivasi diri dan kolaborasi dengan orang lain. Mantan pecandu menghadapi masalah relapse, intrapersonal, dan interpersonal.

Mahasiswa melakukan penelitian terhadap model penanganan korban penyalahgunaan zat yang dilakukan di Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa yang berbasis religi. Kami melakukan wawancara kepada salah satu konselor adiksi di Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa, yaitu Bapak Yudha Oktaviansyah mengenai model pelayanan yang digunakan pada Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa. 

Dari informasi yang kami peroleh model pelayanan Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa adalah model Therapeutic Community (TC) yang juga dikombinasikan dengan nilai-nilai ajaran agama islam serta menangani resident sesuai case masing-masing. 

Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa mempunyai dua jenis konselor adiksi dan konselor religi. Pelayanan yang dilakukan panti ini kepada resident tidak hanya mendapatkan pemulihan adiksinya, tetapi juga memperkuat iman mereka dengan kegiatan Kajian Islam Ilmiah, amalan amalan sholeh seperti melakukan ibadah-ibadah wajib, ibadah-ibadah sunnah, pengobatan thibun Nabawi dan membaca Alquran. Seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa sudah disesuaikan secara hukum islam. 

Dengan hal ini, harapannya para pecandu narkoba tidak hanya pulih adiksinya, namun mereka dapat memperoleh ilmu agama yang lebih mendalam serta menjadi amal ibadah mereka. Untuk mengetahui efektivitas model pelayanan Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa, kami juga melakukan wawancara kepada resident panti tersebut. “Selama di rehab disini, saya mendapatkan pelayanan yang baik dan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan dan program yang diberikan juga membantu saya dalam proses pemulihan, kami semua dianggap sama rata tanpa ada perbedaan,” ucap salah satu resident di Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa. 

Selama melakukan Praktik Kuliah Lapangan di Panti Rehabilitasi Narkoba Baitusyifa, kami sering berdiskusi dengan Bapak Yudha Oktaviansyah selaku konselor adiksi Panti Rehabilitasi Baitusyifa. Beliau menyatakan bahwa nilai-nilai agama merupakan bagian penting dalam proses penyembuhan pasien, membantu mereka mengendalikan diri, perasaan, dan pikiran serta membentuk prilaku positif. Kepercayaan kepada Tuhan juga membantu memenuhi kekosongan jiwa.