Pemerintah Kota (Pemko) Binjai melalui Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) buka suara menanggapi Bus Perintis yang menjadi barang rongsokan. Kabid Aset, Umrizal Ginting memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan.
"Kalau Bus Perintis itu bukan masuk ranah aset Pemko Binjai. Pencatatannya terpisah karena masuk BUMD, yang mengelolanya di mereka dan juga pengawasan ada di bagian perekonomian dan Asisten II," kata Umrizal, akhir pekan lalu.
Pernyataan Umrizal tersebut pun menegaskan bahwa Bus Perintis tidak tercatat sebagai aset pada bidang yang dipimpinnya. "Kalau pun kita catat sebagai aset Pemko Binjai, harus melalui mekanisme, ya minimal dicabut Perda terkait pembubaran BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) tersebut dan diaudit KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) serta Inspektorat Binjai," tambahnya.
Dirinya juga menegaskan, hingga kini Bus Perintis tidak tercatat sebagai aset. "Kalau memang itu aset, harus ada dasarnya pencatatannya. Kalau pun itu kita jadikan aset, kita minta petunjuk sama pak Walikota atau sekda selaku pengelola, barang itu masuk aset OPD mana," tanyanya.
Disoal apakah barang rongsokan tersebut tidak dapat dijual saja, dirinya pun enggan menanggapinya. "Itu bukan ranah saya untuk menjawabnya," katanya.
"Gak bisa kita akui pencatatannya (aset) kalau tidak dasar sama kami di BPKPAD, karena nanti itu diminta sama BPK RI selaku pemeriksa keuangan. Setiap pencatatan pada aset di OPD manapun, harus ada dasarnya, karena itu nanti diminta sama BPK RI. Jadi kesimpulannya bahwa aset untuk bus belum tercatat sampai sekarang," pungkasnya.
Diketahui, sebanyak 14 unit Bus Perintis menjadi barang rongsokan dan tampak terduduk/rontok di Pasar Modern Rambung, Kecamatan Binjai Selatan.
Kondisinya pun sangat memprihatinkan, mulai dari kaca, bangku, mesin hingga roda Bus Perintis dipretelin oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Bus Perintis dikelola oleh Perusahaan Daerah Angkutan yang merupakan BUMD Pemko Binjai. Informasi diperoleh, dana penyertaan modal terus dikucurkan Pemko Binjai sejak 4 tahun belakangan.
Meski sudah tidak efesien dalam pengelolaan dan pengoperasiannya, dana penyertaan modal dikucurkan Pemko Binjai senilai Rp. 362.177.548. Bus Perintis tersebut mulanya mangkrak menjadi barang rongsokan di pelataran parkir Gedung Olahraga Kota Binjai.
Namun, Bus Perintis digeser ke Pasar Modern Rambung tahun lalu. Alasannya, GOR Binjai jadi lokasi nikah anak Wali Kota Binjai.