Hal tersebut disampaikan Zahra Nasution selaku Sekretaris LPAI Labuhanbatu berdasarkan bukti rekaman pembicaraan antara oknum Bidan MS/AT dengan pasiennya KK. 

"KK ada memberikan rekaman pembicaraan melalui telephon cellular yang diduga merupakan komunikasi antara pasien dan oknum bidan kepada saya" Ujar Zahra, Minggu (11/9).

"Dalam rekaman pembicaraan tersebut diduga MS menjelaskan kepada pasien untuk tidak menceritakan kejadian sesungguhnya terkait aborsi yang dilakukan mereka. MS/AT meminta kepada KK agar mangatakan bahwasanya dia hanya terlambat bulan dan meminta obat untuk memperlancar haid", tambah Zahra.

"Dan rekaman tersebut sudah diberikan kepada penyidik dalam hal ini Polres Labuhanbatu sebagai barang bukti. Sedangkan barang bukti terkait kehamilan dan rekam medis lainnya sudah dibakar KK atas perintah MS/AT" tutup Zahra.

Dikutip dari rekaman diduga pembicaraan melalui telepon seluler antara oknum Bidan MS/AT dengan pasiennya KK.

"Jadi kuncinya sekarang, kau ngomong sama Dedi, jangan kau bilang aborsi biar aman. Kau bilang kau hanya terlambat. Bulan 7 (Tujuh) semalam kau jatuh di cinta makmur" Ujar MS/AT mengajari KK.

"Kau dikasih obat buk MS/AT. Jangan kau bilang dengan harga yang kasih itu, Kok nggak Dalam lah kau. Bilang aja hanya 200.000 (dua ratus ribu) karena cuma dua butir dan cuma sebutir yang kau makan, lancarlah haid ku", lanjut MS/AT mengajari KK.

"Bilang aja kau tidak ada melakukannya. Sampaikan aja sama buk Zahra pada bulan tujuh aku jatuh" tutup MS/AT mengajari KK.

Di sisi lain ketika awak media mengkonfirmasi kepada MS/AT, terkait dengan apakah benar di dalam rekaman tersebut merupakan pembicaraan antara oknum Bidan MS/AT dan Pasein KK. Sampai berita ini dilayangkan MS/AT bungkam, enggan memberikan tanggapan.