Tampak di lokasi, ketika Wawakot Sibolga menanyakan kesiapan pembangunan yang jatu tempo pada akhir Desember 2023, rekanan dan PPK terlihat bungkam dan seperti kebingungan.

Menurut Wakil Walikota ini, proyek bernilai Rp 22 Miliar itu sangat lamban pengerjaannya, sehingga pelayanan Rumah Sakit FL Tobing tidak efisien alias terganggu.

Pantas Maruba Lumban Tobing juga menyampaikan sistem pekerjaan proyek bernilai miliaran rupiah itu, diduga serupa dengan pola pengerjaan Penunjukan Langsung (PL).

"Mana pengawas, apa saja kerjamu disini dua bulan, apa tidak ada koordinasi mu dengan Direktur. Jadi tidak logika kerjaan ini bisa siap, proyek miliaran rupiah yang kerja cuma beberapa orang," ujar Pantas.

Menurut Wakil Walikota Sibolga, proyek tersebut merupakan fasilitas umum yang harus diselesaikan di waktu tepat.

Bahkan Pantas Maruba Lumban Tobing pernah memberikan masukan agar proyek tersebut dikerjakan secara bertahap agar pengerjaannya cepat selesai, namun sepertinya hal itu tidak di gubris oleh pihak PPK dan rekanan.

"Kalau begini, semua dibongkar terlambat pula lagi, kalau kalian siap-siap jika ini tidak siap dikerjakan," tegas orang nomor dua di Pemko itu, sembari mengaku jika dana yang dikeluarkan Pemko Sibolga tidak pernah telat dalam pembayaran proyek tersebut dan itu diakui pihak rekanan dilokasi.

Ditempat serupa, Direktur RS FL Tobing Sibolga, dr Ivonna Hasfika menjelaskan pengerjaan tersebut walau rehab setidaknya aktivitas itu dilakukan dengan standard yang harus dikerjakan.

"Kalau mau koordinasi, mari kita lakukan demi pembangunan kita ini. Dan kami tidak pernah menghambat pekerjaan di rumah sakit ini," ujar dr Ivona.

Ia berharap pengerjaan proyek rumah sakit FL Tobing dapat selesai sebelum jatu tempo. dr Ivonna juga menyampaikan rasa terganggu dalam pelayanan di RS FL Tobing Sibolga.

"Pastinya pelayanan di RS FL Tobing terganggu," timpal Ivonna.